Selasa, 23 Oktober 2012

Kidung Agung: Melagukan Cinta bersama Raja Salomo

Kidung Agung: Melagukan Cinta bersama Raja Salomo kisah dan ulasan nabi Sulaiman di dalam Kitab Perjanjian lama
Kidung Agung

Dalam masa pendidikan mereka, banyak pastur, biarawan dan biarawati membaca kidung ini secara sembunyi-sembunyi, barangkali karena persepsi mereka mengenai pornografi. Sesungguhnya kidung ciptaan Raja Salomo ini sungguh agung, karena lewat pergulatannya bersama Si Jelita dari Syulam kita dapat meraih keagungan kita.
Raja Solomo adalah seorang pecinta. Ia adalah seorang perasa, maka tidak heran jika ia memiliki kebiasaan yang tidak lazim bagi para raja yang hanya menggunakan otak untuk memerintah. Ia sering berjalan-jalan sendiri  mengelilingi kota Yerussalem untuk mengetahui keadaan rakyatnya dari dekat. Ia bukanlah seorang raja yang sepenuhnya tergantung pada laporan para menteri atau keterangan yang diperolehnya lewat tangan kedua.
Salomo adalah pemberani yang sedang menyelami lautan kehidupan. Kadang ia tidak berharap, kadang ia mengharapkan. Kadang ia oke banget, kadang kecewa…namun, ia berenang terus. Ia menyelami terus lautan kehidupan ini.
Ia dapat membayar mahal kepada para instruktur untuk mengajarnya berenang, tetapi ia memilih untuk berenang sendiri, ia melepaskan diri sepenuhnya, ia berserah diri sepenuhnya, ia tidak peduli akan hasilnya.
Pengalamannya bukanlah pengalaman “ anak baik”; bukan  pengalaman “anak saleh”. Pengalamannya sungguh dahsyat. Adakalanya sangat saleh, sangat baik, adakalanya amburadul, kocar kacir, kacau balau!
Sebagai raja yang berkuasa bisa saja ia berharap dan berusaha untuk memastikan supaya harapannya terpenuhi, tetapi ia tidak melakukan hal itu. Ia membiarkan dirinya terombang ambing bersama harapannya. Inilah kelebihan seorang Salomo. Raja bagi umat Kristiani, Nabi bagi umat Islam, dan bagi saya ia adalah sosok Manusia Sempurna, manusia pemberani yang bagi saya masih hidup.
Kidung Agung adalah sebuah karya yang amat mendalam, multi-level dan multi-dimensi yang memerlukan perasaan untuk memahaminya. Karena itu terbuka banyak kemungkinan interpretasi makna. Makna yang oleh Pak Anand digali darinya adalah sebuah kunci yang mampu membuka sudut-sudut hati manusia. Bagus sekali bahwa renungan ini dipublikasikan
Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, SJ
Pastur, Biarawan, Filsuf, Guru Besar Filsafat

Penulis                : Anand Krishna
Penerbit              : Gramedia Pustaka Utama         
Halaman             : 356
Ukuran               : 11 x 18 cm
Harga                 : Rp 60.000,-

Berminat? Hubungi : (Tlp/SMS/WhatsApp) 0852 9237 9943.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar