Di Kuruksethra hari-hari penentuan
untuk para Kurawa dan Pandawa telah menanti. Kedua wangsa ini telah bertekad
untuk saling mengadu kekuatan, untuk memperebutkan martabat, kekuasaan dan kemuliaan.
Dalam setting seperti itu Bhagavad Gita
menampilkan sosok ksatria yang bimbang, Arjuna.
Berhadapan dengan para tokoh
terhormat, termasuk para gurunya, Arjuna berkecil hati: “ Akankah aku memenangkan
perang ini?” Mengendap di balik keraguan itu adalah kegelapan Arjuna akan makna
hidup dan kematian, makna karya dan kewajiban, yang secara perlahan dan pasti
disingkapkan oleh sang guru sejati: Krishna
Bagi anda, para Arjuna modern,
Kuruksethra hanyalah analogi bagi arena perjuangan hidup, tempat anda dapat menggapai
pencerahan mengenai misteri hidup ini dan meraih kesempurnaan. Di arena macam
apaun anda berada, Kidung Sang Begawan
akan menerangi anda untuk dengan cara pandang baru menjalani hidup ini tanpa
kecemasan, sampai anda dipeluk Misteri Agung, yang merengkuh segala sesuatu.
Saya sering, bahkan sudah lima kali membaca kitab Bhagavad Gita dari A ampai Z. Saya kagum di situ saudara-saudara, Bhagavad Gita ternyata bukan Kitab klenik. Ternyata bukan kitab untuk duduk di dalam kamar bersemedi hanutupi babahan howo songo hamandeng pucuk ing grono( menutupi lubang yang sembilan, melihat ujung hidung). Tidak saudara-saudara. Tetapi Bhagavad Gita adalah dalam bahasa asing “ Evangelie van De Daad” (Kitab yang dijabarkan dalam kegiatan sehari-hari) – Gita adalah nyayian perbuatan, nyanyian amal, nyanyian fi’il.
Saya sering, bahkan sudah lima kali membaca kitab Bhagavad Gita dari A ampai Z. Saya kagum di situ saudara-saudara, Bhagavad Gita ternyata bukan Kitab klenik. Ternyata bukan kitab untuk duduk di dalam kamar bersemedi hanutupi babahan howo songo hamandeng pucuk ing grono( menutupi lubang yang sembilan, melihat ujung hidung). Tidak saudara-saudara. Tetapi Bhagavad Gita adalah dalam bahasa asing “ Evangelie van De Daad” (Kitab yang dijabarkan dalam kegiatan sehari-hari) – Gita adalah nyayian perbuatan, nyanyian amal, nyanyian fi’il.
SOEKARNO – Bapak Bangsa Indonesia/Presiden RI Pertama
Ketika saya membaca Bhagavad Gita dan merenungkan bagaimana Tuan menciptakan alam semesta, segala sesuatu yang lain menjadi tidak berarti.
Albert Einstein– Saintis
Albert Einstein– Saintis
Bahwasanya manusia ibarat pohon yang terbalik(akarnya diatas dan ranting-rantingnya di bawah)merupakan pendapat umum di masa lalu. Terkait dengan konsep yang ada di dalam Veda ini, Plato menjelaskan dalam Timaeus di mana ia mengatakan…”Lihat, kita bukanlah tanaman duniawi, tetapi tumbuhan surgawi.” Hal ini menjadi sangat jelas dengan apa yang dikatakan oleh Krishna dalam Bab Kelimabelas Bhagavad Gita.
Carl Jung – Bapak Psikologi Modern
Carl Jung – Bapak Psikologi Modern
Cara untuk menggapai kesempurnaan hidup dengan bekerja tanpa pamrih – itulah yang dijelaskan oleh Krishna dalam Bhagavad Gita.
Vivekananda – Pujangga India yang banyak mengilhami para Founding Fathers Republik Indonesia.
Vivekananda – Pujangga India yang banyak mengilhami para Founding Fathers Republik Indonesia.
Kehebatan Bhagavad Gita terletak pada kemampuannya untuk menjelaskan kebijakan hidup dengan sangat indah, sehingga filsafat pun berbunga menjadi kepercayaan (yang hidup).
Herman Hesse – Penulis / Filsuf Jerman
Herman Hesse – Penulis / Filsuf Jerman
Penulis :
Anand Krishna
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 720
Ukuran :
15 x 23 cm
Harga : Rp 180.000,-
Order & Information : (Phone/SMS/WhatsApp) +62 852 9237 9943
Payment: Bank Transfer (BCA/Mandiri/BNI), Western Union, Money Gram
WORLDWIDE SHIPPING
WORLDWIDE SHIPPING